Minggu, 30 Oktober 2011

Strategi dalam menentukan Harga

Dalam menulis blog ini saya ingin menjabarkan cara atau staregi untuk menentukan harga. Semoga bermanfaat dan dapat dipraktekan dalam dunia usaha.

A. Penetapan harga yang berpedoman pada biaya
Cara yang ditempuh yaitu dengan menambah prosentase laba dan biaya
Misalnya : Harga Beli = Rp. 1000
Laba 10% = Rp. 100
Biaya = Rp. 25 +
Harga jual = Rp. 1125

B. Penetapan harga cost (cost plus pricing)
Penetapan harga cost plus merupakan praktek dimana harga penjualan suatu
produk ditetapkan dengan jalan menambahkan prosentase tertentu yang
ditetapkan sebelumnya atas biaya produk tersebut.
Harga jual = Harga pokok + biaya + laba

C. Penetapan harga yang berpedoman pada persaingan
Terdapat beberapa alternatif dalam menghadapi pesaing yaitu dengan
menetapkan harga : di atas harga pesaing, sama dengan harga pesaing atau
di bawah harga pesaing

1.Harga di atas harga pesaing dimungkinkan bila :
a. Kelengkapan barang lebih baik, barang-barang lebih eksklusif dan
mode lebih maju (fashionable)
b. Pelayanan lebih baik seperti pengembalian barang secara gratis,
reparasi gratis, dan jaminan barnag rusak bisa dikembalikan
c. Memberikan kenyamanan yang lebih baik kepada konsumen
d. Toko telah memiliki reputasi yang lebih baik.

2. Harga sama dengan pesaing
Cara yang paling umum dilakukan oleh para pengecer adalah
menetapkan harga barang yang sesuai dengan harga pasar. Barangbarang
yang ditetapkan harganya dengan cara ini umumnya barangbarang
sehari-hari yang biasanya sudah dihafal oleh konsumen. Strategi
untuk memenangkan persaingan dalam kondisi seperti ini adalah
bersaing dalam pelayanan.

3. Harga di bawah harga pesaing
Dalam melakukan strategi dengan menetapkan harga di bawah harga
pesaing, kita harus menyelesaikan penyesuaian dengan menurunkan
biaya operasional, pembatasan jenis-jenis barang, penyediaan sarana fisik
yang lebih sederhana dan lebih sedikit pelayanan –pelayanan pribadi. Hal
ini harus dilakukan untuk mempertahankan laba yang ingin dicapati atau
dipertahankan.



D. Penetapan harga yang berorientasi pada permintaan
Cara yang ditempuh adalah dengan diskriminasi harga. Sasaran dari
diskriminasi harga ini adalah para pelanggan khusus yang memerlukan
perlakuan khusus. Disamping itu dapat juga diberikan dalam kaitannya
dengan :
a. Kualitas atau bentuk produk tertentu
b. Waktu tertentu
c. Volume penjualan tertentu

E. Harga psikologikal
Harga psikologikal yaitu harga yang diharapkan dapat memberikan efek
psikologis pada konsumen. Taktik yang biasa digunakan adalah sebagai
berikut :
a. Membuat harga ganjil, misalnya Rp. 9990, Rp. 4990
Angka 9 akan memberikan efek lebih murah dari angka sepuluh, angka 4
berkesan lebih murah dari angka 5 meskipun perbedaan harga
sebenarnya Rp. 10 yang relatif tidak begitu berarti
b. Beberapa barang yang digabung jadi satu dan diberi harga yang lebih
murah daripada bila dijual terpisah. Dengan sedikit kerugian bisa menjual
barang lebih banyak
c. Kadang-kadang konsumen mengasumsikan barang mahal adalah barang
bermutu. Dengan menggunakan strategi harga yang tepat, harga barang
yang lebih tinggi disuatu tempat bisa menjual lebih banyak barang
ditempat lain yang harganya lebih murah padahal barangnya sama.

F. Harga Promosi
a. Leader Pricing (harga dijual di bawah harga pasar)
Leader pricing adalah strategi penetapan harga dengan menjual harga
dengan keuntungan yang sangat tipis, sehingga harga di bawah harga
pasar. Tujuan leader pricing adalah sebagai harga penuntun, agar
konsumen dapat membeli barang lain yang lebih banyak.
b. Loss Leader Pricing (harga di bawah harga pokok)
Strategi ini dilakukan dengan menjual barang di bawah harga pokok
(modal), dengan harapan agar memberikan kesan kepada konsumen
bahwa barang yang dijual ditoko rata-rata harganya murah.
c. Bait pricing (harga umpan yang diturunkan dengan tajam)
Dengan menggunakan strategi ini, barang dijual dengan harga yang
dibanting secara tajam, misalnya barang diturunkan sampai dengan 40%-
50% dari harga semula. Hal ini dimaksudkan untuk meramaikan toko
sekaligus cuci gudang.
d. Special Event Pricing (harga khusus pada waktu-waktu tertentu)
Strategi harga khusus dalam rangka menghadapi hari-hari besar tertentu
dan peristiwa-peristiwa yang penting, seperti : tahun ajaran baru, Natal
dan Tahun Baru, Lebaran dan sebagainya. Tujuannya adalah agar
masyarakat mendapat keringanan dalam merayakan atau mengikuti
harga besar atau peristiwa penting.
e. Diskon Psikologikal
Diskon psikologikal adalah sebuah strategi penetapan harga promosi
dimana penjual menaikkan harganya terlebih dahulu dan kemudian
produk yang bersangkutan ditawarkan dengan harga jauh lebih murah.
Contoh :
Harga sebelumnya Rp. 10.000,00 (padahal Rp. 6000,00)
Harga sekarang Rp. 6.000,00 (harga sebenarnya).

The end

Sabtu, 01 Oktober 2011

 
IT vs IS
Who Wins?



Saat ini jaman uda makin modern dan berkembang makin maju dan pesat. Dan Seperti yang telah kita ketahui juga, jaman modern  ini telah membuat kita menjadi  sangat bergantung suatu informasi. Dimana dengan adanya informasi, kita dapat mengetahui banyak hal yang terjadi di daerah kita sendiri maupun di seluruh dunia, sehingga dapat membantu kehidupan kita nantinya. Oleh karena itu suatu informasi pastilah memerlukan teknologi untuk penyampaiannya. Dimana teknologi untuk menyampaikan informasi itu disebut dengan teknologi informasi.

          Kalo jaman dulu, yang namanya informasi cara penyampaian nya pasti lah lewat surat, atau informasi itu datang dari mulut-mulut orang secara langsung dan terus menyebar luas. Tentunya hal ini perlu waktu yang lama. Bahkan cepat menjadi basi karna cara penyampaiannya yang relatif lama. Keadaan dan ide-ide yang terus bermunculan dimana-mana menuntut zaman harus berbuat segala sesuatu dikerjakan dengan cepat.Tetapi karena sekarang uda ga lagi jadul, alias modern, ada banyak sekali teknologi yang muncul untuk menyampaikan informasi-informasi. Contohnya saja televisi, pesawat telepon, HP, Komputer, laptop, radio, dan banyak lainnya. Itu hanya perangkat kerasnya saja ato yang saat ini banyak disebut sebagai hardware. Masi ada perangkat lunak atau software dalam teknologi informasi itu sendiri.

          Tapi inget nih... yang namanya informasi itu butuh yang namanya sistem. Untuk mengirim surat aja nih, perlu yang nama e suatu sistem, agar semuanya teratur dan terorganisir secara tepat dan baik. Seseorang menulis surat lebih dulu, lalu mengirimkan ke kantor pos, kemudian oleh kantor pos baru dipilah-pilah sesuai dengan tujuan-tujuan surat yang ada, baru mengirim kan nya ke daerah yang dituju oleh si penulis surat.. hal ini adalah suatu rantai sistem.

Demikian pula dengan sistem informasi saat ini, informasi itu dapat diketik atau bisa dikenal dengan istilah menginput data informasi, dengan menggunakan perangkat keras atau hardware, baru akhirnya menghasilkan output, misalnya melalui printer untuk mencetak informasi atau data informasi tersebut, misal berupa laporan. Ini sistem yang cukup sederhana. Berbeda lagi dengan sistem yang besar.


Oleh karena itu IT vs IS tidak ada yang menang.. why?? Ya karena IT memerlukan suatu sistem untuk menjalankannya.. yang dimaksud sistem ini adalah sesuatu yang dibuat atau dirancang agar yang namanya informasi itu dapat disusun sesuai dengan tujuannya dan dapat disalurkan melalui teknologi-teknologi yang mendukung sistem tersebut. Dan sistem informasi itu mengendalikan berbagai macam informasi untuk disampaikan pada pengguna. Jadi sebenarnya sistem informasi itu adalah proses yang menjalankan fungsi mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk kepentingan tertentu SEHINGGA, IT dan IS adalah suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahin ataupun berdiri sendiri.. tanpa sistem informasi, teknologi tidak dapat berjalan. Demikian sebaliknya, sistem informasi tanpa media dan perangkat yang membentuknya, tidak akan berjalan juga.. So, IT VS IS ga ada yang menang...